OPINI "PENCITRAAN POLITIK LOKAL KAB. BIMA DI TENGAH PANDEMIK COVID-19
musim pilkada yang mendekati pemilihan kepala daerah/bupati di kab. Bima, pihak pemerintahan daerah dan wakil rakyat provinsi lupa akan entitas fungsi dan kinerja dan hanya sibuk melakukan pencitraan untuk mendapatkan sebuah kekuasaan pada tahun 2020 ini.
Kenapa tidak, setelah adanya wabah pandemik Covid-19 yang menyebar luas ke berbagai Negara. Malah ada saja timsek yang mengambil keuntungan upaya memperkenalkan bakal calon bupati.
Situasi yang sangat buruk dan yang menekan Psikologi masyarakat terkait dengan pandemik Covid-19 ini, hal ini membuat pihak pemerintahan daerah dan wakil rakyat Provinsi harus turun langsung di tengah-tengah masyarakat upaya melakukan pencegahan terkait dengan Pandemik ini.
Pihak Gubernur sudah mengeluarkan Surat edaran di berbagai sektor, instasi dan birokrasi dengan menghimbau supaya menghindari kerumunan, keramain dan bahkan harus berjaga jarak supaya tidak mudah menyebarnya pandamik ini dari berbagai individu.
Namun, apakah pihak pemerintahan daerah dan wakil rakyat Provinsi ini turun di tengah-tengah masyarakat sesui dengan entitasnya. Atau hanya sekedar pencitraan dalam memperkenalkan diri sebagai bakal calon bupati.
Dilihat dari kondisi Objektive bahkan menyebar luas di media sosial, pihak pemerintahan daerah dan wakil rakyat provinsi ini memiliki kepentingan masing-masing sehingga harus turun langsung terhadap masyarakat dalam pembagian Masker Gratis dan telah membuat kerumunan, dan keramaian dalam suatu wilayah.
Dengan kesempatan ini, para bakal calon bupati dan wakil bupati ini harus memperkanalkan diri terhadap masyarakat bahwa mereka siap untuk mencalonkan diri sebagai Calon bupati dan wakil bupati. Yang padahal mereka ini masih memiliki entitas ataupun jabatan dalam birokrasi pemerintahan.
Hanya karena kepentingan ini, pihak pemeritahan daerah dan wakil rakyat provinsi ini lupa dan lalai terhadap tugas dan fungsinya dan hanya sibuk melakukan pencitraan terhadap masyarakat dan melanggar apa yang menjadi himbauan Gubernur upaya menghindari kerumunan, keramaian supaya tidak menyebar luasnya terkaid dengan Covid-19 ini.
Kenapa tidak, setelah adanya wabah pandemik Covid-19 yang menyebar luas ke berbagai Negara. Malah ada saja timsek yang mengambil keuntungan upaya memperkenalkan bakal calon bupati.
Situasi yang sangat buruk dan yang menekan Psikologi masyarakat terkait dengan pandemik Covid-19 ini, hal ini membuat pihak pemerintahan daerah dan wakil rakyat Provinsi harus turun langsung di tengah-tengah masyarakat upaya melakukan pencegahan terkait dengan Pandemik ini.
Pihak Gubernur sudah mengeluarkan Surat edaran di berbagai sektor, instasi dan birokrasi dengan menghimbau supaya menghindari kerumunan, keramain dan bahkan harus berjaga jarak supaya tidak mudah menyebarnya pandamik ini dari berbagai individu.
Namun, apakah pihak pemerintahan daerah dan wakil rakyat Provinsi ini turun di tengah-tengah masyarakat sesui dengan entitasnya. Atau hanya sekedar pencitraan dalam memperkenalkan diri sebagai bakal calon bupati.
Dilihat dari kondisi Objektive bahkan menyebar luas di media sosial, pihak pemerintahan daerah dan wakil rakyat provinsi ini memiliki kepentingan masing-masing sehingga harus turun langsung terhadap masyarakat dalam pembagian Masker Gratis dan telah membuat kerumunan, dan keramaian dalam suatu wilayah.
Dengan kesempatan ini, para bakal calon bupati dan wakil bupati ini harus memperkanalkan diri terhadap masyarakat bahwa mereka siap untuk mencalonkan diri sebagai Calon bupati dan wakil bupati. Yang padahal mereka ini masih memiliki entitas ataupun jabatan dalam birokrasi pemerintahan.
Hanya karena kepentingan ini, pihak pemeritahan daerah dan wakil rakyat provinsi ini lupa dan lalai terhadap tugas dan fungsinya dan hanya sibuk melakukan pencitraan terhadap masyarakat dan melanggar apa yang menjadi himbauan Gubernur upaya menghindari kerumunan, keramaian supaya tidak menyebar luasnya terkaid dengan Covid-19 ini.
Andri Landada
Komentar
Posting Komentar