BEM NUSANTARA UNTUK SIAPA ?
Pada tahun bulan April 2005 aliansi-aliansi ini berkumpul dan berhimpun di Jogjakarta, kemudian bersepakat membentuk LIMA-NUSA (Lingkar Mahasiswa Nusantara) yang merupakan cikal bakal lahirnya BEM Nusantara.
Pasca pertemuan di Jogjakarta BEM-BEM dari wilayah Sumatera, Kalimantan, dan Indonesia Timur bergabung dan melebur dalam suatu aliansi yang bernama BEM Nusantara.
BEM merupakan organisasi intrakampus, seperti halnya Senat Mahasiswa (Sema) dan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ/Hima) vis a vis organisasi ekstrakampus seperti HMI, KAMMI, PMII, dll. Dulu, organisasi mahasiswa tingkat universitas atau perguruan tinggi disebut Dewan Mahasiswa (Dema).
Kini nama organisasi mahasiswa level perguruan tinggi itu bernama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Ada juga yang menggunakan nama Keluarga Mahasiswa (KM).
Kini ada Aliansi BEM SI (Seluruh Indonesia) dan BEM Nusantara. Mungkin juga ada “federasi” BEM lainnya?
kegiatan kemahasiswaan yang ada di dalam maupun di luar perguruan tinggi yang dilakukan untuk meningkatkan kecakapan, intelektualitas dan kemampuan kepemimpinan para aktivis yang terlibat di dalamnya.
Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, gerakan mahasiswa seringkali menjadi cikal bakal perjuangan nasional, seperti yang tampak dalam lembaran sejarah bangsa –Angkatan 1908, 1928, 1945, 1966, 1974, 1978, dan 1998.
Gerakan Mahasiswa 1908 melahirkan Boedi Oetomo. Angkatan 1928 melahirkan Sumpah Pemuda.
Angkatan 1945 menculik dan mendesak Soekarno dan Hatta agar secepatnya memproklamirkan kemerdekaan.
Gerakan Mahasiswa Tahun 1966 mengakhiri rezim Orde Lama (Soekarno). Angkatan ’66 mengangkat isu komunis sebagai bahaya laten yang berujung pembubaran dan pelarangan Partai Komunis Indonesia (PKI).
Mahasiswa Angkatan 1974 bergerak sejak 1971 dengan melancarkan berbagai kritik dan koreksi terhadap praktik kekuasaan rezim Orde Baru yang dipimpin Presiden Soeharto. Puncaknya, aksi demonstrasi memprotes PM Jepang Kakuei Tanaka yang datang ke Indonesia dan peristiwa Malari pada 15 Januari 1974.
Gerakan Mahasiswa Tahun 1998 adalah puncak gerakan mahasiswa dan gerakan rakyat pro-demokrasi pada akhir dasawarsa 1990-an.
Gerakan ini menjadi monumental karena dianggap berhasil memaksa Soeharto berhenti dari jabatan Presiden Republik Indonesia pada tanggal 21 Mei 1998, setelah 32 tahun berkuasa, sejak dikeluarkannya Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) pada tanggal 11 Maret 1966 hingga tahun 1998.
Kala itu mahasiswa menduduki gedung DPR/MPR yang memaksa Presiden Soeharto melepaskan jabatannya.
Gerakan 1998 menuntut reformasi dan dihapuskannya Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN). Berbagai tindakan represif aparat dalam aksi mahasiswa menewaskan sejumlah aktivis.
Namun di hari ini, di mulai dari tahun 2021.
Sampai sejauh ini saya belum melihat langkah-langkah atau gerakan dari teman-teman BEM NUSANTARA untuk menjawab terkaid dengan keluhan masyarakat yang umumnya yang sangat resah terkait dengan kenaikan BBM sampai dengan isu penundaan pemilu.
Seharusnya teman-teman dari BEM NUSANTARA ini harus bergerak hal yang demikian, atau jangan-jangan memang sudah di nina bobokan oleh rezim yang sekarang sehingga teman-teman begitu bungkam, atau memang tidak memiliki taring untuk melawan kebijakan pemerintah.
Di media saat sekarang, banyak sekali yang mengeluhkan terkait dengan gerakan-gerakan mahasiswa. Seakan-akan mahasiswa ini kehilangan taring terhadap kekuasaan, kita bisa melirik yang bagaimana organisasi Cipayung di undang di Istana dengan menggunakan batik. Mereka hanya mendukung terkait dengan program pemerintah presiden Jokowi Widodo tanpa melirik berbagai persoalan yang mencekik keadaan ekonomi masyarakat. namun dengan hal yang demikian, apakah teman-teman dari BEM NUSANTARA akan mendukung lagi terkait dengan hal yang demikin. Sangat memalukan sekali.
Semoga saja BEM NUSANTARA ini cepat sadar dan bisa menyelesaikan berbagai persoalan yang yang pro terhadap masyarakat, jangan sampai pro terhadap pemerintah.
Salam Andri Landada
Komentar
Posting Komentar