KETIKA AKTIVIS JATUH CINTA PADA APARATUR NEGARA
Penulis: Andri Landada
Aktivis
Aktivis merupakan sosok inspiratif yang aktif di berbagai lini, Jiwa yang berapi-api dan tidak mudah merasa lelah.
Aktivis.
Aktivis bagaikan pelaut yang ulung, di hempas oleh ombak besar, dan diterjang badai besar, Namun itu adalah hal yang biasa bagi dirinya.
Permasalahan dalam kehidupan sosial Merupakan Instrumen yang melekat dalam entitas perjuangan Aktivis. Namun, Jika di pertemukan dengan seorang perempuan, Akan ada cerita lain.
Cinta merupakan salah satu esensi yang melekat dalam diri manusia, Namun akan berbeda dengan cinta dalam polemik sosial. Dia datang secara perlahan, tidak terduga, Namun teracik dalam kopi asmara.
Ada manis, Pahit, Namun di butuhkan keselarasan.
Lantas, bagaimana ketika seorang aktivis jatuh cinta ?
Ceritanya pasti berbeda pula, dan juga tidak mudah.
Cinta sosial bertemu dengan cinta individual.
Cerita ini dimulai dari pertemuan yang tidak di sengaja dengan seorang perempuan, Salah satu aparatur Negara yang sedang berjaga-jaga. Dia adalah perempuan yang sering Chatingan dengan saya, Dia merupakan Inspirasi yang membangkitkan semangat juang. Namun, semangat itu terbentur akan kenyataan yang tidak di duga-duga.
Saya mulai mengenal dia pada saat melakukan aksi demonstrasi, saat itu dia sedang berdiri tegak sambil memegang senjata Dan pada saat saya berorasi, saya mulai terhipnotis dengan senyuman yang Ia berikan. Bukan rasa takut pada aksi tersebut, melainkan rasa cinta yang perpancar dari kedua bola matanya.
Setelah aksi demontrasi tersebut, saya coba menghampirinya, perasaan cinta itu tidak mampu untuk saya sembunyikan dan saya harus mengungkan perasaan tersebut.
Saya tidak mungkin untuk berbohong, karena entitas aktvis tidak pernah bohong dalam kehidupan sosial, apalagi dengan masalah Cinta pada seorang perempuan.
Maka sifat jujur seorang aktivis tidak akan pernah bohong, Hal ini membuat saya merasa canggung pada saat melakukan aksi demontrasi di halaman luas tempat ia berjaga.
Pada saat malam kita bertemu di suatu tempat, Tepatnya jam 08 malam.
Pada saat itu saya lagi duduk sambil minum kopi, pada Saat itupun ia muncul di hadapan meja yang saya duduki, sedikit gugup, dan tubuh terasa begitu gemetar sehingga membuat saya tidak mampu untuk berkata-kata.
Inisial nama "M" hidung mancung, gigi gusing, dan senyumannya sangat menawan, dia begitu polos dan lembut saat berjumpa dengan saya di malam itu.
Saya merasa dilema, dikarenakan aksi demonstri kali ini merupakan aksi besar-besaran bersama kawan-kawan.
Saya merasa takut, jangan sampai aksi besaran bersama kawan-kawan akan melahirkan kerisuhan.
Pada saat malam itu, saya harus menceritakan semua tentang Stratak yang kami rancang. Dan saya hanya bisa berharap dia bisa menjaga diri pada saat aksi tersebut.
Saya bingung, entah apa yang di rencanakan oleh Tuhan antara saya dengan dia.
Malam yang semakin larut, saya mulai resah akan aksi yang dilakukan.
Dan sayapun sangat mengkhawatirkan tentang dia.
Sungguh, tidak ingin dia kenapa-napa.
Waktu terus berjalan, detik demi detik berlalu dan tanpa terasa, pagipun mulai tiba.
Saya dan kawan-kawan mulai berkumpul dalam satu titik. Namun, ada keresahan yang saya rasakan pada saat itu. Aksi itupun di mulai pada tiap-tipa titik untuk mengajak seluruh aktivis di pelbagai penjuru kampus.
Pada saat itu ada prasa yang begitu meresahkan apa yang akan terjadi, perasaan sesampai di tempat ia berjaga membuat saya tidak terfokus di karenakan massa aksi sampai dengan ribuan kepala.
tidak tau apa yang harus di perbuat, pada saat itu saya sebagai jendra lapangan yang mengatur segala apa yang masa aksi lakukan.
Semangat yang berkobar, berapi-api dari ribuan massa aksi menuju tempat ia berjaga. Tidak terduga-duga sama sekali paska kerisuhan terjadi, Masa aksi yang seharusnya bergerak dengan kendali saya. Namun, Gerakan tersebut tidak berjalan dengan baik. Banyaknya aksi masa sehingga para provokator mengacaukan gerakan.
Kerisuhan berlangsung dengan cepat sehingga massa aksi dan aparatur negara saling baku hantam, Tiba-tiba saya di tarik paska berorasi dan saya tidak mampu mengendalikan gerakan ribuan masa.
Meskipun demikian, tiada henti mata memandang perempuan yang saya cintai. Dan resah dalam hati takutnya ia terluka akan kerisuhan tersebut.
Perempuan yang begitu polos dan lembut, Cara bicara begitu ayu sehingga aku selalu memikirkan akan dia. Ia, Dia yang selalu membuat hati merasa gelisah akan keindahan dan ke ayunannya.
Dia suatu harinya kami bertemu.
"Kak nggak apa-apa ?(tanya mulia"
"iyah gpp, kamu juga tidak apa-apakan dengan kerusuhan kemarin ?? Aku begitu khawatir kemaren. (Balik Jhefrin)
"Gpp ko kk, adek juga sangat khawatir dengan kk kemarin. Apalagi paska kk berorasi dan langsung di tarik turun ke bawah. Pada saat itu saya dilema sekali kk melihat keadaanya kk diperlakukan seperti hal itu"
"Itu sudah hal yang biasa adek, kami sering di pukul bahkan sampe bercucuran darah. Tapi semangat juang dengan Sumpah mahasiswa itu akan selalu melekat dalam jiwa kami adek. (Semangat jhefrin)"
Perempuan yang di cintainya itupun memeluk sambil menangis.
"Adek benar-benar minta maaf kak(mulia dengan rasa sedih)"
"Loh, minta maaf kenapa ?(tegas jhefrin)"
" Karena tidak mampu menolong kak paska itu, rasanya adek pengen keluar dari pekerjaan itu kk (sambil menangis)"
"Jangan mengambil keputusan seperti itu adek, walaupun tugas dan Fungsi kita berbeda. Namun Hati kak dengan adek akan selalu tetap satu (sambil memeluk)"
"makasih kak sudah ngertiin adek selama ini (memeluk sambil menangis)"
Perasaan yang kian melekatt ini sudah untuk di lepaskan, terkadang. Aku harus menahan luka dari pada menghilangkan kepercayaan terhadap semua orang.
"Jhef, apa kabar? (Tanya Nasrullah)
"Oh nass, baik. Kamu gimana kabarnya?"
" baik juga jhef, oh yah! Akhir-akhir ini says jarang lihat kamu di forum-forum kemahasiswaan. Kenapa jhef ?(tanya nasrullah)"
" emmmm, nggak ko' nass! Nggak ada kenapa-napa ( jawab jhef )"
" jujur sajalah, kitakan sudah berkawan lama. Yang jelas saya tau betul karakter kamu itu seperti apa, terus terang sajalah jhef"
" sebenarnyaaaa, sebenarnya saya (jhef dengan rasa ragu)"
"Kenapa sih jhef, tidak usah sembunyiin seperti itula (tegas Nass)
" saya lagi jatuh cinta dengan seserang nass"
"Loh loh loh, gimana ceritanya nih. Masa aktivis yang terkenal seperti kamu hanya karena jatuh cinta langsung ninggalin kegiatan di forum-forum kemahasiswaan. Kan lucu sekali jhef (nass sambil tertawa)"
"Maka dari itu nass, saya bingung dengan semuanya ini. Nggak tau kenapa saya selalu kepikiran dia, dikit-dikit saya pengen ketemu sama dia nass ( jhef dengan rasa bingung)"
" saya paham jhef, tapi setidaknya kamu jangan langsung membunuh karir hanya karena jatuh cinta sama satu perempuan jhef. Kamu kan seorang aktivis yang populer kan di kampus, bahkan mahasiswa di kampus-kampus yang lain sudah mengakui keberadaan kamu. Masa kamu harus hilangin kepercayaan semua teman-teman kamu (nass dengan perhatiannya)"
"Entahlah nass, maka dari itu saya jarang hadir di tempat kegiatan. Saya begitu bingung pada saat sekarang ini ( jhef dengan dilema)"
Bersambung
Komentar
Posting Komentar